Powered By Blogger

Senin, 30 November 2009

Mudik Jakarta Semarang

Rute Mudik:
Jakarta - Bekasi - Kerawang -(nyasar gan....)- Ciasem - Loh bener - Cirebon - Kanci - Brebes - Tegal - Pemalang - Pekalongan - Alas Roban - Kendal - Semarang.

Kendaraan Scorpio dalam kondisi standart pabrik, kecuali ban Battlax, velg jari-jari alumunium lebar, stang TS dan agak protolan karena spidometer gak ada...:)

Berangkat dari kosan H-2 jam 3 pagi, malemnya cuma tidur 1 jam karena sibuk mempersiapkan motor dan perbekalan yang mau dibawa. Jadinya sebelum mudik sudah kecapean. Malamnya Jakarta benar-benar macet. Contohnya sewaktu membeli donat di Mal Pejaten, 2 jam hanya untuk keluar dari parkiran, benar2 tidak manusiawi parkirannya :(. Hari itu sudah diniati untuk tidak puasa, karena musafir, selain itu juga untuk menghindari dehidrasi. Sayangnya sampe sekarang belum disaur puasanya.

Saya jalankan motor pelan-pelan untuk memanaskan ban. Karena ban mendapatkan traksi maksimalnya setelah suhunya cukup. Setelah melewati lampu merah pertama di jalan Mampang, jalan masih sepi, motor saya geber menyalip motor2 lainnya, gas Pol, sampai bodi dan setang bergetar. Kemungkinan karena tidak ada balancer di stang TS.

Jumlah motor mulai banyak ketika memasuki jalan Kalimalang, mungkin kalau di gambarkan seperti barisan pasukan perang jaman dahulu yang akan menyerang. Dengan berbagai macam atribut, seperti bendera Slankers, tulisan di karton"kepingin ketemu cah wonogiri", tambahan tempat tas di belakang motor dengan menggunakan kayu atau bambu dengan dengan konfigurasi penumpang 4 (anak, bapak, anak dan ibu), motor dengan knalpot terbuka yang suaranya sangat keras, motor dengan modifikasi balap (nungging abis), bajaj dan lain-lain pokoknya rame lah.

Baru beberapa menit perjalanan sudah ada insiden karambol. Karena jarak yang rapat antar motor sehingga susah untuk menghindar dengan berpindah jalur dan kecepatan yang lumayan tinggi. Saya beruntung menggunakan scorpio karena memang tarikannya yang enak sehingga mudah menyalip motor-motor lainnya. Karena memang Scorpio motor turing paling besar tenaganya di Indonesia selain posisi mengendarainya enak karena posisi badan tegak, monoshock dan jok yang besar yang empuk. Walaupun CC nya termasuk besar (225) tapi lincah bermanufer, mungkin karena chasis, jarak sumbu roda dan sudut rake nya. (saya di bayar berapa ya sama yamaha wkwkwkwkwkw.....)

Jam 4 Pagi sampai di daerah Kerawang, sepeda motor dialihkan ke jalur alternatif, dan ternyata d jalur ini terjadi kemacetan yang parah, motor 8 - 10 baris memenuhi jalan dan tidak bergerak sama sekali. Saya memutuskan beristirahat di pinggir jalan dan akan melanjutkan perjalanan setelah lancar. Kondisi masih gelap gulita. Ternyata setelah saya lihat, posisi saya berada di tengah sawah, kemudian saya tekan di HP *250# (iklan Telkomsel), untuk mengetahui posisi saya, karena saya tidak punya GPS, yang ada hanya peta Jawa. Setelah menunggu selama 1 Jam sambil makan 2 Donat ternyata masih macet juga. Saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Dengan kecepatan rata-rata 5 km/jam, mungkin lebih cepat orang jalan kaki. Sampai akhirnya saya berhenti disebuah pertigaan didekat pasar, ada orang yang memberitahu jalan alternatif tetapi agak memutar.

Kemudian saya lewat jalur alternatif tersebut karena memang sudah macet tidak bergerak lagi. Aspal jalan yang dilalui tidak begitu mulus ada beberapa lubang besar dan agak bergelombang, sehingga kecepatan maksimal hanya sampai 80 km/jam. Mungkin karena terlalu berkonsentrasi di jalan akhirnya saya nyasar, saya berpatokan pada matahari didepan saya karena menuju arah Timur, tetapi pada saat itu matahari di sebelah kanan saya yang berarti saya menuju utara dan juga jalan yang dilalui semakin mengecil. Akhirnya saya memutuskan untuk bertanya kepada orang, dan sialnya lagi orang-orang di daerah tersebut hanya bisa bahasa sunda padahal saya sama sekali tidak bisa. Akhirnya saya putuskan untuk mencari jalan sendiri dengan berpatokan pada matahari.

Sebenernya saya memutuskan untuk mengambil jalan alternatif atas saran orang yang belum di kenal sangat membahayakan, karena bisa saja orang tersebut berniat jahat seperti memberi tahu temannya mencegat dan merampok saya di tengah jalan, karena jalur alternatif biasanya sepi dan kondisi jalannya tidak memungkinkan untuk kecepatan tinggi.

Akibat dari nyasar ini saya membuang waktu hampir 1 jam karena memang kebablasan jauh dari yang seharusnya saya berbelok tetapi tetap lurus sehingga harus kembali lagi. Setelah mencari-cari jalan agar bisa kembali ke jalur utama pantura, akhirnya saya bertemu dengan beberapa rombongan pemudik sehingga hati saya agak tenang. Kemudian tidak beberapa lama saya berhenti di mushola untuk beristirahat dan makan bekal. Sambil beristirahat saya ngobrol dengan orang di sebelah saya yang ternyata mengalami kemaetan yang lebih parah karena berangkat dari depok jam 12 malam. Kemudian saya menawarkan bekal saya kepada orang di sebelah saya, tetapi orang tersebut menolaknya dan menunjukkan mimik yang agak jengkel, ternyata setelah saya ingat2 masih bulan puasa, pantaslah orang itu jengkel, mungkin dia lagi puasa...wkwkwk...



Setelah cukup makan dan beristirahat saya melanjutkan perjalanan lagi, karena masih seperempat perjalanan tapi sudah menghabiskan waktu 6 jam. Akhirnya saya geber motor saya sekencang-kencangnya, sampai akhirnya bisa masuk jalur pantura didaerah Ciasem. Ternyata di jalur utama pantura juga di lalui motor, jadi kemungkinan di kerawang tidak semua motor masuk jalur alternatif. Sial batin saya !!!!....Karena agak emosi langsung saya geber lagi motor saya, langsung saya salip motor dan mobil di depan saya. Tetapi kemudian saya agak memperlambat laju dan lebih berhati-hati setelah ada kecelakaan karambol motor di sebelah saya. Di jalan pantura ini motor bisa lebih cepat, mobil lebih banyak memilih berjalan beriringan di kanan jalan. Mungkin karena takut terserempet motor yang berjalan kesetanan...



Sampai di daerah loh bener saya beristirahat lagi di sebuah warung kelapa muda, sambil makan roti donat J co terakhir....tangan saya memegang HP seperti kestrum, karena getaran setang motor membuat tangan kesemutan...kemudian saya melanjutkan perjalanan lagi, baru 10 menit perjalanan terjadi kecelakaan motor lagi, tetapi sepertinya tidak terlalu parah. Kemudian setelah sampai di pertigaan kanci saya beristirahat lagi, karena badan saya seperti lemas kemungkinan karena dehidrasi ketika melewati kota Cirebon yang macet dan panas. Saya memutuskan untuk makan siang di situ karena di tempat itu ada restoran cfc dadakan dan sulit di jalan pantura di daerah jawa barat menemukan tepat makan yang enak, kebanyakan hanya warung-warung tempat supir truk makan.

Saya sampai di kota tegal motor saya mbrebet karena kehabisan bensin, hal ini terjadi karena spedometer saya copot sehingga tidak termonitor bensin di tangki, tetapi saya tidak terlalu khawatir karena di scorpio ada kran reserve, dan persediaannya bisa sampai 4 liter, sehingga masih dapat mencari POM bensin terdekat. Tetapi agak sulit juga menemukan pertamax +, sehingga saya isi dengan premium tetapi tidak sampai full, hanya 20rb saja supaya tidak terlalu banyak campuran premiumnya ketika nanti mengisi lagi. Dan ternyata dengan premium ini performa motor jadi agak menurun.

Ketika sampai di Pekalongan saya bertemu dengan konvoi 5 Tiger, saya mengikutinya karena lumayan juga ada yang buka jalan, tetapi karena mungkin motor saya bukan tiger sehingga saya dipepet sehingga agak mengurangi kecepatan menjauh dari konvoi. Setelah beberapa lama saya mendekat lagi karena kecepatan dari konvoi tersebut yang terlalu pelan, kemungkinan salah satu motor berjalan pelan karena beban variasi motor yang berat, saya lihat full sidebox e20 top box dan modifikasi aliran motor polisi yang menempel di motor tersebut. Sehingga langsung saya salip ketika ada kesempatan. Tetapi ternyata beberapa dari anggota konvoi tersebut panas sehingga terjadi kejar mengejar dan saling pepet sampai di daerah Alas Roban. Tetapi tidak berlanjut sampai Semarang karena saya berhenti di warung pinggir jalan untuk beristirahat, minum jahe, pijat dan kerik. Kemudian saya melanjutkan perjalanan dan sampai di semarang jam 8 malam, sehingga total lama waktu perjalanan 15 Jam